Feeds:
Pos
Komentar

Bagi Anda yang ingin lancar saat proses persalinan, dapat mempersiapkan sedini mungkin. Salah satunya dengan senam hamil. Berikut ulasan dan contoh gerakan senam hamil.

Kehamilan ternyata tidak menghalangi seorang perempuan untuk olah raga. Sebaliknya, dengan olah raga akan membantu penguatan pada rahim dan kebugaran bagi sang ibu. Sehingga, mempermudah dan melancarkan proses persalinan yang dilakukan. Namun, olah raga yang dilakukan bukan sembarang olah raga, yaitu senam khusus untuk ibu hamil, sebuah perawatan antenatal untuk persiapan kelahiran.

MEMUDAHKAN PERSALINAN
Menurut Ervin Indarti, fisioterapis RSI Jemursari Surabaya, senam hamil bermanfaat untuk mempermudah proses kelahiran, mengurangi rasa sakit pada melahirkan, serta memperkuat otot-otot dasar panggul dan dinding perut ibu dalam memperlancar proses kelahiran. Bahkan, Ervin menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara ibu hamil yang melakukan senam dan tidak ketika proses kelahiran.
“Dengan dua kali mengejan biasanya bayi sudah keluar,” ujar Ervin menjelaskan manfaat setelah mengikuti senam hamil.
Senam hamil ini hanya bisa dilakukan ketika kandungan berusia 22-36 minggu. Namun, yang perlu diperhatikan, tidak semua kondisi ibu hamil dapat melakukan treatment ini. “Kami sarankan, sebelum melakukan senam, konsultasi terlebih dahulu dengan dokter pendamping,” terang Ervin.
Ada dua tipe kondisi wanita yang tidak bisa melakukan senam hamil, yaitu yang bersifat relatif (riwayat kebidanan jelek, janin kembar, menderita diabetes, letak bayi sungsang). Sementara yang bersifat mutlak tidak boleh dilakukan senam hamil adalah (menderita penyakit jantung, hipertensi, resiko kalahiran prematur).
Latihan senam ini harus dihentikan jika terjadi keluhan nyeri di bagian dada, nyeri kepala, dan nyeri persendiaan, kontraksi rahim yangs sering, keluar cairan, denyut jantung meningkat > 140/menit, kesulitan untuk berjalan, dan mual, serta muntah yang menetap.
Menurut Ervin, senam hamil dibagi menjadi empat taham berdasarkan usia kandungan. Tahap pertama (usia kehamilan 22-25 minggu), tahap kedua (usia kehamilan 26-30 minggu), tahap ketiga (31-35 minggu) dan tahap keempat (36-melahirkan).

GERAKAN SENAM
Berikut ini contoh gerakan senam hamil tahap pertama yang patut dicoba
1. Ambil posisi berdiri di atas matras, kedua tangan di samping badan. Kemudian angkat kedua tangan ke atas kepala sambil menarik nafas dari hidung. Kemudian buang nafas lewat mulut sambil menurunkan kedua tangan.
2. Ambil posisi duduk di atas matras, kedua kaki diluruskan. Berat badan bertumpu pada kedua tangan. Kemudian sambil tarik napas dorong dan tarik telapak kaki secara bergantian. Gerakan ini untuk melatih.
3. Masih tetap dalam posisi yang sama, gerakkan kedua telapak kaki secara bersamaan, ke arah depan dan belakang secara bergantian disertai dengan tarik dan buang nafas.
4. Tetap dalam posisi yang sama, buka kaki selebar paha, kemudian tarik telapak kaki ke arah luar secara bersamaan, kemudian tarik ke dalam secara bersamaa pula.
5. Ambil posisi duduk sila, kemudian putar kepala, empat hitungan pertama tarik nafas dan empat hitungan kemudian buang nafas.
6. Lalu ambil posisi berbaring, letakkan kedua tangan di samping tubuh, posisi kedua

kakai di tekuk, lalau tarik napas sambil mengangkat kaki hingga membentuk sudut 90 derajat, lalu embuskan napas sambil mengembalikan posisi kaki seperti semula.
7. Tetap dalam posisi duduk dan kaki tertekuk, kemudian sambil menarik napas, angkat pantat, tahan beberapa lama, kemudian embuskan napas sambil menurunkan pantat.
8. Setelah itu, ambil posisi telentang, lalu tegangkan seluruh otot tubuh, genggam tangan, tarik telapak kaki hingga lurus, pejamkan mata, katupkan otot dubur, kemudian relakskan otot-otot tersebut denga cara membuka telapak tangan dan mata, dan telapak kaki kondisi normal, ulangi secara bergantian.
9. Untuk relaksasi, ambil posisi berbaring miring ke kiri, kaki kanan di depan, lalu tangan kiri di belakang dan tangna kanan berada di depan muka (seperti posisi orang berbaring). Buat tubuh serileks mungkin. Naskah & foto: rohmah

Dari penyelidikan para ahli, ternyata sampai akhir bulan ke sembilan tidak begitu berbahaya melakukan persetubuhan asal dilakukan dengan hati-hati. Tetapi ada beberapa dokter meng­onjurkan sebaiknya satu setengah bulan sebelum melahirkan tidak dilakukan persetubuhan karena sering pada ibu yang per­rah melahirkan, mulut rahim sudah mulai terbuka sedikit se­hingga dapat memecahkan ketuban dan menimbulkan

pera­

dangan. Setelah melahirkan bila bayi belum berumur satu setengah bulan, persetubuhan juga tidak baik dilakukan karena alat-alat kandungan belum kembali seperti semula.

Selain dari itu waktu mengandung dua bulan, alat kandung­an belum kuat betul sehingga persetubuhan mungkin dapat mengakibatkan keguguran kandungan.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal yang tidak di­ingini, sebaiknya untuk sementara tidak melakukan persetu­buhan.

Hendaknya diingat pula, bahwa persetubuhan selama kan­dungan telah membesar akan dirasakan juga oleh kepala bayi dalam kandungan sebagai pentungan.

Di luar waktu yang disebut di atas, persetubuhan dapat dila­kukan seperti biasa.

Pada saat terjadinya pembuahan sel telur oleh sel mani, maka tubuh ibu mulai mempersiapkan diri agar supaya bay’ dalam kandungannya dapat berkembang dan dilahirkan dengan ba­ik. Maka mulai bulan berikutnya ibu tidak datang bulan (haid) lag].

Mudah dimengerti bahwa dalam mempersiapkan diri bagi bayi itu, tubuh ibu hamil mengalami perubahan-perubahan. Kita dapat melihat muka ibu hamil biasanya timbul bercak kecoklat cok7atan, buah dada menjadi lebih besar dan keras, pembuluh­pembuluh darah menjadi lebih lebar sehingga terlihat lebih je­las pada permukaan kulit. Alat kandungan ibu sebelum hamil yang tadinya kira-kira 50 gram (sebesar telur ayam) pada akhir bulan kesembilan menjadi satu kilogram. Selain itu, janin (bayi dalam kandungan – foetus) makin lama makin besar, se­hingga perut ibu hamil semakin membesar pula. Pada dinding perut, timbul garis-garis yang berjalan dari atas ke arah kema­luan. Kadangkala terlihat pula pembuluh darah balik di sekitar kaki melebar dan berbelok-belok.

Lanjut Baca »